Minggu, 07 Desember 2014

PERAN SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA

A.    Latar Belakang
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan bahan pangan maupun bahan baku untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Pertanian tidak hanya aktivitas bercocok tanam semata, namun mencakup ternak hewan, perikanan,hasil hutan dan perkebunan. Pertanian mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan, terutama sebagai faktor terpenting dalam pemenuhan bahan pangan serta kontribusinya yang sangat signifikan bagi perekonomian suatu bangsa. Sektor pertanian memegang peranan penting karena sebesar 34% tenaga kerja Indonesia bekerja di sektor tersebut.
Sektor pertanian mempunyai peran yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Peran besar itu terlihat dari kontribusi sektor tersebut terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun 2013, yaitu sebesar 14,4% . Besarnya kontribusi sektor pertanian hanya kalah dari sektor industri pengolahan yang memiliki kontribusi terhadap PDB sebesar 23,7% di tahun 2013. Sektor perdagangan , hotel dan restoran menjadi sektor terbesar ketiga dengan kontribusinya yang hanya terpaut sedikit dibandingkan pertanian yaitu sebesar 14,3%.
Berdasarkan potensi yang ada, Indonesia memiliki keunggulan komparatif untuk menjadi negara yang bukan saja mampu memenuhi kebutuhan pangan , tetapi juga sebagai pengekspor utama berbagai produk dan jasa yang berbasis pertanian (Haryanto, 2009: 10). Kinerja perdagangan komoditas pertanian dapat dilihat dari neraca perdagangan luar negeri yang mencakup sub sektor tanaman panganm hortikultura, perkebunan dan peternakan .Dalam perkembangannya surplus perdagangan komoditas pertanian cenderung berfluktuasi . Rata – rata surplus perdagangan meningkat kurang lebih sebesar 1% per tahun selama 2008 – 2013 .
Seiring dengan transformasi struktural yang terjadi di Indonesia, yaitu dengan peralihan perekonomian yang berbasis peertanian menuju ke industri menyebabkan negara ini mengalami beberapa permasalahan yang harus dihadapi. Semakin banyaknya alih fungsi lahan pertanian menyebabkan semakin terbatasnya lahan yang dapat dipakai untuk bercocok tanam. Pertumbuhan penduduk yang pesat membuat kebutuhan akan lahan pemukiman semakin meningkat. Selain itu industri yang terus berkembang juga menjadi penyebab utama lahan pertanian yang terus berkurang.
Dengan segala permasalahan di atas, bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pangan di dalam negeri sendiri. Mau tidak mau Indonesia harus mengimpor untuk memenuhi defisit tersebut. Masalah baru pun muncul, karena akan timbul ketergantungan dari Indonesia terhadap negara eksportir komoditas pertanian yang di impor Indonesia. Bayangkan saja apabila negara tersebut tidak dapat mengekspor sesuai dengan jumlah yang diminta Indonesia, akan terjadi kelangkaan komoditas pertanian di dalam negari akibat kurangnya pasokan. Bisa dipastikan harga harga barang kebutuhan pokok akan melambung tinggi dan memicu inflasi.
B.     Pembahasan
a.      Peran Sektor Pertanian terhadap Perekonomian
Sektor pertanian menjadi salah satu dari unsur-unsur yang mengisi pertumbuhan perekonomian disetiap negara, walaupun hanya menyumbang kurang dari ¼ pendapatan negara. Sektor pertanian tetap menjadi penopang terhadap pendapatan dari setiap negara terutama di Indonesia yang tiap tahunnya mengekspor berbagai bahan pokok yang menjadi pemasukan bagi devisa negara.

Dari data yang di lansir oleh Badan Pusat Statistik, dapat dilihat bahwa tren kontribusi di sektor pertanian dalam Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku menurun. Sepuluh tahun yang lalu kontribusi pertanian terhadap PDB sebesar 15,19 persen. Pada 2013, kontribusi pertanian terhada PDB menjadi 14,43 persen seperti yang terlihat di gambar 1. Meskipun menurun, sektor pertanian masih merupakan salah satu sektor terpenting di Indonesia. Ada empat sektor utama yang menopang pertumbuhan nasional yaitu industri pengolahan, pertanian, pertambangan dan perdagangan,hotel dan restoran. Keempat sektor tersebut berperan sebesar 63% terhadap perekonomian Indonesia.
 Nilai output dari sektor pertanian terus meningkat sejak tahun 2000 hingga tahun 2013. Tahun 2000 total output sektor pertanian Indonesia adalah sebesar Rp 216.831 miliar. Angka tersebut terus meningkat hingga di tahun 2013 menjadi Rp 729.301 miliar. Peningkatan pesat terjadi di antara tahun 2007 dan 2008 yaitu dari Rp 541.931 miliar menjadi Rp 716.656 miliar. Peningkatan nilai output yang cukup tinggi di periode tahun 2000 sampai dengan 2013 tidak dapat membantu meningkatkan kontribusi dari sektor pertanian yang terus menurun terhadap produk domestik bruto Indonesia. Hal ini bisa jadi disebabkan karena peningkatan di sektor pertanian tidak secepat di sektor lainnya terutama sektor industri dan perdagangan. Selama satu dekade, sektor lain berkembang lebih pesat dibandingkan sektor pertanian. Sehingga, meskipun sektor pertanian mengalami pertumbuhan, namun kontribusinya terhadap PDB menjadi lebih rendah di bawa rata-rata pertumbuhan sektor lain. Kondisi ini cukup disayangkan, karena pada periode sama, 2013, penduduk yang bekerja di sektor pertanian masih mendominasi. Jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian masih tinggi mencapai 38,07 juta orang.
Subsektor dari sektor pertanian yang paling mendominasi yaitu subsektor tanaman bahan makanan. Subsektor tersebut menyumbang kotribusi lebih dari 50% nilai output dari sektor pertanian. Subsektor tanaman bahan makanan mencakup bahan pangan pangan seperti beras, jagung, gandum dan lainnya. Kelima subsektor pertanian mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir ini. Subsektor yang paling cepat pertumbuhannya adalah tanaman bahan makanan dan yang paling lambat adalah subsektor kehutanan.

Tabel 1.
Konsumsi Beras Per Kapita Nasional Periode 2010 -2013

URAIAN
2010
2011
2012
2013
Konsumsi seminggu (kapita/minggu)
- Kuantitas (Kg)
1.729
1.716
1.673
1.64
- Nilai (Rp)
9,837.00
9,940.00
13,091.00
13,080.00
Konsumsi setahun (kapita/tahun)




- Kuantitas (Kg)
90.155
89.477
87.235
85.514
- Nilai (Rp)
512,929.29
518,300.00
682,602.14
682,028.57
Sumber: Kementerian Pertanian RI
Beras merupakan salah satu komoditas paling penting dalam sektor pertanian, karena penduduk di seluruh daerah di Indonesia menjadikan nasi sebagai bahan makanan utamanya. Ada kecenderungan menarik yang bisa dilihat di tabel 1, yaitu walaupun tingkat konsumsi beras oleh penduduk Indonesia terus berkurang sejak tahun 2010 namun nilai outputnya cenderung meningkat. Hal itu disebabkan oleh naiknya harga beras karena berbagai macam faktor. Salah satunya adalah berkurangnya pasokan beras dalam negeri dan memaksa Indonesia untuk mengimpor dari negara penghasil beras seperti Vietnam.
Tabel  2
 4 Komoditi Impor Pertanian Indonesia Terbesar
No.
Komoditas
Nilai (US$)
1
Gandum
4,505,589,004.00
2
Jagung
2,191,273,694.00
3
Kedelai
1,589,973,260.00
4
Kapas
1,393,383,338.00
             Sumber: Kementerian Pertanian RI
Impor beras seperti yang kita lihat di tabel 2, memang bukan komoditas impor pertanian terbesar Indonesia. Namun, nilainya juga tidak kecil yaitu sebesar US$ 407.800.603 di tahun 2013. Angka itu cukup besar jika melihat potensi Indonesia yang seharusnya dapat memenuhi kebutuhan dalam negerinya sendiri atau swasembada. Komoditas impor pertanian terbesar di tahun 2013 adalah Gandum yaitu sebesar US$ 4.505.589.004. Gandum sangat dibutuhkan terutama oleh industri tepung, yang nantinya akan menjadi bahan baku untuk membuat roti, mie dan masih banyak lagi. Komoditas impor lainnya yang tidak kalah penting dan dapat menciptakan inflasi adalah kedelai. Kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu yang notabene makanan utama penduduk Indonesia tentu saja perannya sangat penting. Tingkat impor kedelai Indonesia di tahun 2013 adalah sebesar US$ 1.589.973.260.
Tabel 3
 4 Komoditi Ekspor Pertanian Indonesia Terbesar

No.
Komoditas
Nilai (US$)
1
Kelapa Sawit
17,677,357,534.00
2
Karet
6,906,952,384.00
3
Kopi
1,174,044,469.00
4
Kakao
1,151,480,680.00
                          Sumber: Kementerian Pertanian RI
Selain mengimpor, Indonesia juga melakukan ekspor komditas sektor pertanian. Komoditas yang di ekspor sebagian besar berasal dari subsektor perkebunan. Terlihat dari data di tabel 3 bahwa keempat komoditas ekspor pertanian terbesar Indonesia berasal dari subsektor pertanian. Kelapa sawit menjadi kontributor terbesar dengan tingkat ekspor sebesar US$ 17.677.357.534. Kelapa sawit yang merupakan bahan baku utama minyak goreng menjadi andalan utama ekspor komoditas pertanian Indonesia. Karena Indonesia merupakan salah satu eksportir terbesar kelapa sawit di dunia bersama dengan Malaysia. Begitu juga dengan komoditas karet yang tingkat ekspornya sebesar US$ 6.906.952.384 di tahun 2013. Bersama dengan Thailand,Malaysia dan Vietnam, Indonesia menjadi penguasa pasar ekspor karet alam di dunia. Lima tahun belakangan, Indonesia selalu mengalami surplus neraca perdagangan sektor pertanian. Surplus terbesar terjadi di tahun 2011 yaitu sebesar US$ 22,77 Miliar. Selama periode 2009 – 2013, surplus perdagangan sektor pertanian rata – rata meningkat sebesar 5% pertahun.
b.      Peran Sektor Pertanian terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
            Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor pertanian sekitar 42,76 persen (BPS), selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20.05 persen, dan industri pengolahan 12,29 persen. Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998 sampai 2008 untuk sektor pertanian 0.29 persen, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,36 persen, dan industri pengolahan 1,6 persen.
Sedangkan pertumbuhan besar untuk tenaga kerja ada di sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa sebesar 3,62 persen, sektor kemasyarakatan, sosial dan jasa pribadi 2,88 persen dan konstruksi 2,74 persen. Berdasarkan data ini, sektor pertanian memang hanya memiliki pertumbuhan yang kecil, namun jumlah orang yang bekerja di sektor itu masih jauh lebih banyak dibandingkan dengan sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa yang pertumbuhannya paling tinggi.
Sesuai dengan permasalahan di sektor pertanian yang sudah disampaikan di atas, maka kita mempunyai dua strategi yang dapat dilaksanakan untuk pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia di masa depan. Strategi pertama adalah melakukan revitalisasi berbagai sarana pendukung sektor pertanian, dan pembukaan lahan baru sebagai tempat yang dapat membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia. Keberpihakan bagi sektor pertanian, seperti ketersediaan pupuk dan sumber daya yang memberikan konsultasi bagi petani dalam meningkatkan produktivitasnya, perlu dioptimalkan kinerjanya. Keberpihakan ini adalah insentif bagi petani untuk tetap mempertahankan usahanya dalam pertanian. Karena tanpa keberpihakan ini akan semakin banyak tenaga kerja dan lahan yang akan beralih ke sektor-sektor lain yang insentifnya lebih menarik.
Strategi kedua adalah dengan mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi sektor lain yang akan menyerap pertumbuhan tenaga kerja Indonesia. Sektor ini juga merupakan sektor yang jumlah tenaga kerjanya banyak, yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta industri pengolahan. Sarana pendukung seperti jalan, pelabuhan, listrik adalah sarana utama yang dapat mengakselerasi pertumbuhan di sektor ini.

C.    Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1.      Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan bahan pangan maupun bahan baku untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya
2.      Sektor pertanian mempunyai peran yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Peran besar itu terlihat dari kontribusi sektor tersebut terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di tahun 2013, yaitu sebesar 14,4% . Terbesar kedua setelah sektor industri pengolahan.
3.      Seiring dengan transformasi struktural yang terjadi di Indonesia, yaitu dengan peralihan perekonomian yang berbasis peertanian menuju ke industri menyebabkan negara ini mengalami beberapa permasalahan yang harus dihadapi. Semakin banyaknya alih fungsi lahan pertanian menyebabkan semakin terbatasnya lahan yang dapat dipakai untuk bercocok tanam.
4.      Peningkatan nilai output yang cukup tinggi di periode tahun 2000 sampai dengan 2013 tidak dapat membantu meningkatkan kontribusi dari sektor pertanian yang terus menurun terhadap produk domestik bruto Indonesia.
5.      Subsektor dari sektor pertanian yang paling mendominasi yaitu subsektor tanaman bahan makanan. Subsektor tersebut menyumbang kotribusi lebih dari 50% nilai output dari sektor pertanian
6.      tingkat konsumsi beras oleh penduduk Indonesia terus berkurang sejak tahun 2010 namun nilai outputnya cenderung meningkat. Hal itu disebabkan oleh naiknya harga beras karena berbagai macam faktor. Salah satunya adalah berkurangnya pasokan beras dalam negeri dan memaksa Indonesia untuk mengimpor dari negara penghasil beras
7.      Komoditas impor pertanian terbesar di tahun 2013 berasal dari subsektor bahan pangan. Sedangkan komoditas ekspor terbesar sebagian besar berasal dari subsektor perkebunan.
8.      Lima tahun belakangan, Indonesia selalu mengalami surplus neraca perdagangan sektor pertanian. Surplus terbesar terjadi di tahun 2011 yaitu sebesar US$ 22,77 Miliar
9.       Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor pertanian sekitar 42,76 persen (BPS), dengan pertumbuhan sebesar 0.29 persen dari tahun 2000 sampai 2008.
10.   Dua strategi yang dapat dilaksanakan untuk pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia di masa depan. Strategi pertama adalah melakukan revitalisasi berbagai sarana pendukung sektor pertanian dan pembukaan lahan baru. Selain itu juga  dengan mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung bagi sektor lain yang akan menyerap pertumbuhan tenaga kerja Indonesia.

Daftar Pustaka

Haryanto, Tri dkk. 2009. Ekonomi Pertanian. AUP: Surabaya.

Wahyuningsih, Sri dkk. 2013. Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian.Vol. 4. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar