A.
Latar Belakang
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan
sumber daya hayati yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan bahan pangan
maupun bahan baku untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Pertanian tidak
hanya aktivitas bercocok tanam semata, namun mencakup ternak hewan,
perikanan,hasil hutan dan perkebunan. Pertanian mempunyai banyak fungsi dalam
kehidupan, terutama sebagai faktor terpenting dalam pemenuhan bahan pangan
serta kontribusinya yang sangat signifikan bagi perekonomian suatu bangsa.
Sektor pertanian memegang peranan penting karena sebesar 34% tenaga kerja
Indonesia bekerja di sektor tersebut.
Sektor pertanian mempunyai peran yang
cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Peran besar itu terlihat dari
kontribusi sektor tersebut terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia di
tahun 2013, yaitu sebesar 14,4% . Besarnya kontribusi sektor pertanian hanya
kalah dari sektor industri pengolahan yang memiliki kontribusi terhadap PDB
sebesar 23,7% di tahun 2013. Sektor perdagangan , hotel dan restoran menjadi
sektor terbesar ketiga dengan kontribusinya yang hanya terpaut sedikit
dibandingkan pertanian yaitu sebesar 14,3%.
Berdasarkan potensi yang ada, Indonesia
memiliki keunggulan komparatif untuk menjadi negara yang bukan saja mampu
memenuhi kebutuhan pangan , tetapi juga sebagai pengekspor utama berbagai
produk dan jasa yang berbasis pertanian (Haryanto, 2009: 10). Kinerja
perdagangan komoditas pertanian dapat dilihat dari neraca perdagangan luar
negeri yang mencakup sub sektor tanaman panganm hortikultura, perkebunan dan
peternakan .Dalam perkembangannya surplus perdagangan komoditas pertanian
cenderung berfluktuasi . Rata – rata surplus perdagangan meningkat kurang lebih
sebesar 1% per tahun selama 2008 – 2013 .
Seiring dengan transformasi struktural
yang terjadi di Indonesia, yaitu dengan peralihan perekonomian yang berbasis
peertanian menuju ke industri menyebabkan negara ini mengalami beberapa
permasalahan yang harus dihadapi. Semakin banyaknya alih fungsi lahan pertanian
menyebabkan semakin terbatasnya lahan yang dapat dipakai untuk bercocok tanam.
Pertumbuhan penduduk yang pesat membuat kebutuhan akan lahan pemukiman semakin
meningkat. Selain itu industri yang terus berkembang juga menjadi penyebab
utama lahan pertanian yang terus berkurang.
Dengan segala permasalahan di atas,
bukan tidak mungkin Indonesia akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan
pangan di dalam negeri sendiri. Mau tidak mau Indonesia harus mengimpor untuk
memenuhi defisit tersebut. Masalah baru pun muncul, karena akan timbul
ketergantungan dari Indonesia terhadap negara eksportir komoditas pertanian
yang di impor Indonesia. Bayangkan saja apabila negara tersebut tidak dapat
mengekspor sesuai dengan jumlah yang diminta Indonesia, akan terjadi kelangkaan
komoditas pertanian di dalam negari akibat kurangnya pasokan. Bisa dipastikan
harga harga barang kebutuhan pokok akan melambung tinggi dan memicu inflasi.
B.
Pembahasan
a.
Peran Sektor Pertanian terhadap Perekonomian
Sektor
pertanian menjadi salah satu dari unsur-unsur yang mengisi pertumbuhan
perekonomian disetiap negara, walaupun hanya menyumbang kurang dari ¼ pendapatan negara.
Sektor pertanian tetap menjadi penopang terhadap pendapatan dari setiap negara terutama di
Indonesia yang tiap tahunnya mengekspor
berbagai bahan pokok yang menjadi pemasukan bagi devisa negara.
Dari data yang di lansir oleh Badan
Pusat Statistik, dapat dilihat bahwa tren kontribusi di sektor pertanian dalam
Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku menurun. Sepuluh tahun
yang lalu kontribusi pertanian terhadap PDB sebesar 15,19 persen. Pada 2013,
kontribusi pertanian terhada PDB menjadi 14,43 persen seperti yang terlihat di
gambar 1. Meskipun menurun, sektor pertanian masih merupakan salah satu sektor
terpenting di Indonesia. Ada empat sektor utama yang menopang pertumbuhan
nasional yaitu industri pengolahan, pertanian, pertambangan dan
perdagangan,hotel dan restoran. Keempat sektor tersebut berperan sebesar 63%
terhadap perekonomian Indonesia.
Nilai
output dari sektor pertanian terus meningkat sejak tahun 2000 hingga tahun
2013. Tahun 2000 total output sektor pertanian Indonesia adalah sebesar Rp
216.831 miliar. Angka tersebut terus meningkat hingga di tahun 2013 menjadi Rp
729.301 miliar. Peningkatan pesat terjadi di antara tahun 2007 dan 2008 yaitu
dari Rp 541.931 miliar menjadi Rp 716.656 miliar. Peningkatan nilai output yang
cukup tinggi di periode tahun 2000 sampai dengan 2013 tidak dapat membantu
meningkatkan kontribusi dari sektor pertanian yang terus menurun terhadap
produk domestik bruto Indonesia. Hal ini bisa jadi disebabkan karena
peningkatan di sektor pertanian tidak secepat di sektor lainnya terutama sektor
industri dan perdagangan. Selama satu dekade, sektor lain berkembang lebih
pesat dibandingkan sektor pertanian. Sehingga, meskipun sektor pertanian
mengalami pertumbuhan, namun kontribusinya terhadap PDB menjadi lebih rendah di
bawa rata-rata pertumbuhan sektor lain. Kondisi ini cukup disayangkan, karena
pada periode sama, 2013, penduduk yang bekerja di sektor pertanian masih
mendominasi. Jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian masih tinggi
mencapai 38,07 juta orang.
Subsektor dari sektor pertanian yang
paling mendominasi yaitu subsektor tanaman bahan makanan. Subsektor tersebut
menyumbang kotribusi lebih dari 50% nilai output dari sektor pertanian. Subsektor
tanaman bahan makanan mencakup bahan pangan pangan seperti beras, jagung,
gandum dan lainnya. Kelima subsektor
pertanian mengalami peningkatan selama 5 tahun terakhir ini. Subsektor yang
paling cepat pertumbuhannya adalah tanaman bahan makanan dan yang paling lambat
adalah subsektor kehutanan.
Tabel 1.
Konsumsi Beras Per Kapita Nasional Periode 2010
-2013
URAIAN
|
2010
|
2011
|
2012
|
2013
|
Konsumsi seminggu (kapita/minggu)
|
||||
- Kuantitas (Kg)
|
1.729
|
1.716
|
1.673
|
1.64
|
- Nilai (Rp)
|
9,837.00
|
9,940.00
|
13,091.00
|
13,080.00
|
Konsumsi setahun (kapita/tahun)
|
|
|
|
|
- Kuantitas (Kg)
|
90.155
|
89.477
|
87.235
|
85.514
|
- Nilai (Rp)
|
512,929.29
|
518,300.00
|
682,602.14
|
682,028.57
|
Sumber:
Kementerian Pertanian RI
Beras merupakan salah satu komoditas
paling penting dalam sektor pertanian, karena penduduk di seluruh daerah di
Indonesia menjadikan nasi sebagai bahan makanan utamanya. Ada kecenderungan
menarik yang bisa dilihat di tabel 1, yaitu walaupun tingkat konsumsi beras
oleh penduduk Indonesia terus berkurang sejak tahun 2010 namun nilai outputnya
cenderung meningkat. Hal itu disebabkan oleh naiknya harga beras karena
berbagai macam faktor. Salah satunya adalah berkurangnya pasokan beras dalam
negeri dan memaksa Indonesia untuk mengimpor dari negara penghasil beras
seperti Vietnam.
Tabel 2
4 Komoditi
Impor Pertanian Indonesia Terbesar
No.
|
Komoditas
|
Nilai (US$)
|
1
|
Gandum
|
4,505,589,004.00
|
2
|
Jagung
|
2,191,273,694.00
|
3
|
Kedelai
|
1,589,973,260.00
|
4
|
Kapas
|
1,393,383,338.00
|
Sumber: Kementerian Pertanian RI
Impor beras seperti yang kita lihat di
tabel 2, memang bukan komoditas impor pertanian terbesar Indonesia. Namun,
nilainya juga tidak kecil yaitu sebesar US$ 407.800.603 di tahun 2013. Angka
itu cukup besar jika melihat potensi Indonesia yang seharusnya dapat memenuhi
kebutuhan dalam negerinya sendiri atau swasembada. Komoditas impor pertanian
terbesar di tahun 2013 adalah Gandum yaitu sebesar US$ 4.505.589.004. Gandum
sangat dibutuhkan terutama oleh industri tepung, yang nantinya akan menjadi
bahan baku untuk membuat roti, mie dan masih banyak lagi. Komoditas impor
lainnya yang tidak kalah penting dan dapat menciptakan inflasi adalah kedelai.
Kedelai sebagai bahan baku tempe dan tahu yang notabene makanan utama penduduk
Indonesia tentu saja perannya sangat penting. Tingkat impor kedelai Indonesia
di tahun 2013 adalah sebesar US$ 1.589.973.260.
Tabel 3
4 Komoditi
Ekspor Pertanian Indonesia Terbesar
No.
|
Komoditas
|
Nilai (US$)
|
1
|
Kelapa Sawit
|
17,677,357,534.00
|
2
|
Karet
|
6,906,952,384.00
|
3
|
Kopi
|
1,174,044,469.00
|
4
|
Kakao
|
1,151,480,680.00
|
Sumber: Kementerian Pertanian RI
Selain mengimpor, Indonesia juga
melakukan ekspor komditas sektor pertanian. Komoditas yang di ekspor sebagian
besar berasal dari subsektor perkebunan. Terlihat dari data di tabel 3 bahwa
keempat komoditas ekspor pertanian terbesar Indonesia berasal dari subsektor
pertanian. Kelapa sawit menjadi kontributor terbesar dengan tingkat ekspor
sebesar US$ 17.677.357.534. Kelapa sawit yang merupakan bahan baku utama minyak
goreng menjadi andalan utama ekspor komoditas pertanian Indonesia. Karena
Indonesia merupakan salah satu eksportir terbesar kelapa sawit di dunia bersama
dengan Malaysia. Begitu juga dengan komoditas karet yang tingkat ekspornya
sebesar US$ 6.906.952.384 di tahun 2013. Bersama dengan
Thailand,Malaysia dan Vietnam, Indonesia menjadi penguasa pasar ekspor karet
alam di dunia. Lima tahun belakangan, Indonesia selalu mengalami surplus neraca
perdagangan sektor pertanian. Surplus terbesar terjadi di tahun 2011 yaitu
sebesar US$ 22,77 Miliar. Selama periode 2009 – 2013, surplus perdagangan
sektor pertanian rata – rata meningkat sebesar 5% pertahun.
b.
Peran Sektor Pertanian terhadap Penyerapan Tenaga
Kerja
Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh
sektor pertanian sekitar 42,76 persen (BPS), selanjutnya sektor perdagangan,
hotel, dan restoran sebesar 20.05 persen, dan industri pengolahan 12,29 persen.
Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998 sampai 2008 untuk sektor pertanian 0.29
persen, perdagangan, hotel dan restoran sebesar 1,36 persen, dan industri
pengolahan 1,6 persen.
Sedangkan pertumbuhan besar untuk tenaga kerja ada di
sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa sebesar 3,62 persen, sektor
kemasyarakatan, sosial dan jasa pribadi 2,88 persen dan konstruksi 2,74 persen.
Berdasarkan data ini, sektor pertanian memang hanya memiliki pertumbuhan yang
kecil, namun jumlah orang yang bekerja di sektor itu masih jauh lebih banyak
dibandingkan dengan sektor keuangan, asuransi, perumahan dan jasa yang pertumbuhannya
paling tinggi.
Sesuai dengan permasalahan di sektor pertanian yang sudah
disampaikan di atas, maka kita mempunyai dua strategi yang dapat dilaksanakan
untuk pembukaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia di masa
depan. Strategi pertama adalah melakukan revitalisasi berbagai sarana
pendukung sektor pertanian, dan pembukaan lahan baru sebagai tempat yang dapat
membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat Indonesia. Keberpihakan bagi
sektor pertanian, seperti ketersediaan pupuk dan sumber daya yang memberikan
konsultasi bagi petani dalam meningkatkan produktivitasnya, perlu dioptimalkan
kinerjanya. Keberpihakan ini adalah insentif bagi petani untuk tetap
mempertahankan usahanya dalam pertanian. Karena tanpa keberpihakan ini akan
semakin banyak tenaga kerja dan lahan yang akan beralih ke sektor-sektor lain
yang insentifnya lebih menarik.
Strategi kedua adalah dengan mempersiapkan sarana dan
prasarana pendukung bagi sektor lain yang akan menyerap pertumbuhan tenaga
kerja Indonesia. Sektor ini juga merupakan sektor yang jumlah tenaga kerjanya
banyak, yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran serta industri
pengolahan. Sarana pendukung seperti jalan, pelabuhan, listrik adalah sarana
utama yang dapat mengakselerasi pertumbuhan di sektor ini.
C.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya
hayati yang dilakukan oleh manusia untuk menghasilkan bahan pangan maupun bahan
baku untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya
2.
Sektor pertanian
mempunyai peran yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Peran besar itu
terlihat dari kontribusi sektor tersebut terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
Indonesia di tahun 2013, yaitu sebesar 14,4% . Terbesar kedua setelah sektor
industri pengolahan.
3.
Seiring dengan
transformasi struktural yang terjadi di Indonesia, yaitu dengan peralihan
perekonomian yang berbasis peertanian menuju ke industri menyebabkan negara ini
mengalami beberapa permasalahan yang harus dihadapi. Semakin banyaknya alih
fungsi lahan pertanian menyebabkan semakin terbatasnya lahan yang dapat dipakai
untuk bercocok tanam.
4.
Peningkatan
nilai output yang cukup tinggi di periode tahun 2000 sampai dengan 2013 tidak
dapat membantu meningkatkan kontribusi dari sektor pertanian yang terus menurun
terhadap produk domestik bruto Indonesia.
5.
Subsektor dari
sektor pertanian yang paling mendominasi yaitu subsektor tanaman bahan makanan.
Subsektor tersebut menyumbang kotribusi lebih dari 50% nilai output dari sektor
pertanian
6.
tingkat konsumsi
beras oleh penduduk Indonesia terus berkurang sejak tahun 2010 namun nilai
outputnya cenderung meningkat. Hal itu disebabkan oleh naiknya harga beras
karena berbagai macam faktor. Salah satunya adalah berkurangnya pasokan beras
dalam negeri dan memaksa Indonesia untuk mengimpor dari negara penghasil beras
7.
Komoditas impor
pertanian terbesar di tahun 2013 berasal dari subsektor bahan pangan. Sedangkan
komoditas ekspor terbesar sebagian besar berasal dari subsektor perkebunan.
8.
Lima tahun belakangan, Indonesia selalu
mengalami surplus neraca perdagangan sektor pertanian. Surplus terbesar terjadi
di tahun 2011 yaitu sebesar US$ 22,77 Miliar
9.
Struktur
tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor pertanian sekitar 42,76
persen (BPS), dengan pertumbuhan
sebesar
0.29 persen dari tahun 2000 sampai 2008.
10.
Dua
strategi yang dapat dilaksanakan untuk pembukaan lapangan pekerjaan bagi
masyarakat Indonesia di masa depan. Strategi pertama adalah melakukan
revitalisasi berbagai sarana pendukung sektor pertanian
dan pembukaan lahan baru.
Selain itu juga dengan mempersiapkan sarana dan prasarana
pendukung bagi sektor lain yang akan menyerap pertumbuhan tenaga kerja
Indonesia.
Daftar Pustaka
Haryanto, Tri
dkk. 2009. Ekonomi Pertanian. AUP: Surabaya.
Wahyuningsih, Sri dkk. 2013. Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian.Vol.
4. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar